TINGKAH LAKU MENYIMPANG PADA REMAJA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku menyimpang dapat terjadi di mana-mana dan kapan saja, baik di sekolah, dan keluarga, mau pun dalam kehidupan di masyarakat. Biasnya tingkah laku menyimpang ini dilakukan olah kalangan remaja. Karena pada tahap ini remaja masih mencari jati dirinya yang ideal menurutnya, sehingga tidak jarang yang mereka lakukan adalah hal-hal yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dalam padangan masyarakat umum.

Dalam teori peteotologi sosial yang menyatakan bahwa tidak ada keadaan atau perilaku yang betul-betul normal secara ideal, tetap yang ada yaitu bahwa keadaan antara normal dan abnormal. Oleh karena itu, batasan tentang tingkah laku menyimpang memiliki rentang yang cukup luas. Wujud daru tingkah laku menyimpang itu dapat bermacam-macam mulai dari jenis yang tergolong masih ringan dan hingga yang berat.

Banyak faktor atau sumber yang menyadi penyebab timbulnya perilaku menyimpang, baik yang berasala dari dalam diri individu maupun berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Maka di sini akan di bahas apa yang di maksud dengan tingkah laku menyimpang, bentuk-bentuk tingkah laku menyimpang tersebut dan usaha yang dilakukan untuk menanggulanginya.

B. Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh para remaja dalam bersikap sehingga perilaku mereka dan yang disebut sebagai tingkah laku menyimpang,

Sehingga makalah ini akan bermanfaat untuk :

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang permasalahan yang dikaji

C. Sistematika Penulis

Sistematika pembahasan makalah ini terjadi dari 3 (tiga) bab, sebagai berikut :

BAB I : Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulis

BAB II : Bab ini menjelaskan tentang pokok-pokok permasalahan dan usaha-usaha penanggulangannya.

BAB III : Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari semua bahasan pada bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat unuk pihak-pihak yang membantu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penertian Tingkah Laku Menyimpang

Perilaku seseorang dapay dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain, yang melanggar aturan-aturan, nilai-nilai dan norma baik norma agama, norma hukum, dan norma adat. Menurut Andi Mappiarc.

(1982) tingkah laku menyimpang itu juga disebut dengan “Tingkah Laku Bermasalah” Artinya, tingkah laku bermasalah yang masih di anggap wajar dan di alami oleh remaja yaitu tingkah laku yang masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagian akibat adanya oerubahan secara fisik dan psikis, dan masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Jadi, tingkah laku penyimpangan dapat diartikan bahwa perilaku yang buruk atau negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain yang tentu saja melanggar norma-norma yang ada yang cenderung berbeda dari orang-orang sekitarnya.

B. Bentuk-bentuk tingkah laku menyimpang

Adapun bentuk-bentuk tingkah laku menyimpang yang dapat kita identifikasi adalah :

a. Raksi hiperkenetik

Maksudnya anak yang melakukan tingkah laku menyimpang cenderung berlebih-lebihan dalam bersikap.

b. Menarik Diri

remaja ini akan selalu menghindar dari kelompok teman-temannya karena di anggap berbeda dengan teman yang lain.

c. Ceman Yang Berlebihan

Ia akan selalu dilanda kecemasan atas sikapnya yang bertentangan dengan orang lain sehingga dirinya tajut tidak akan diterima.

d. Melarikan diri dari rumah dan masuk perkumpulan anak-anak nakal (gank)

Hal ini terjadi apabila, misalnya pendapatnya di rumah tidak didengarkan oleh penghuni rumah seperti ayah atau ibu, selalu diremehkan oleh saudara dan lain-lainnya.

e. Agersih individual

Biasanya remaja yang mempunyai sikap seperti ini akan cendrung agresif terhadap lawannya dalam segala hal yang bersifat keras.

f. Menjadi Remaja Nakal

Akibat tidak adanya perhatian di rumah atau orang-orang yang diharapkan menjadi tempat keluh kesah maka tidak mustahil semua sikap yang ia munculkan adalah sifatnya yang buruk dengan sering menggangu teman, memunculkan dan sikap lain yang bersifat fisik dan kekerasan.

g. Melakukan Tindakan Kriminal

Mungkin seringnya remaja berinteraksi dengan lingkungan yang buruk dapat menyebabkan remaja tersebut malakukan hal-hal yang negatif seperti sering mencuri, merampok, berjudi dan sebagainya.

h. Penyimpangan Seksual

Hal ini dapat terjadi apa bila remaja tersebut terpengaruh hal-hal negatif di luar kewajibannya sebagai siswa dan anak yang seharusnya belajar di sekolah. Tapi mereka justru terperangkap pada jalan hitam dengan menjadi homo seksual, lesbi, gigolo, sadisme dan sebagainya.

i. Kecanduan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba).

j. Melakukan pemerasan untuk mendapatkan uang kepada orang lain.

k. Dan lain-lain.

Batas tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang, maka Gunarsa (1986) menggolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat amoral dan asosia, dan tidak diatur dalam undang-undang, sehingga tidak dapat digolongkan kedalam pelanggaran hukum. Contohnya adalah, berbohong, membolos, kabur atau minggat dari rumah, membaca buku porno, berpesta semalam suntuk, berpakaian tidak pantas dan minum minuman keras.

2. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesai sesuai dengan undang-undang hukum yang biasa disebut dengan kenakalan remaja (deliquency). Minsalnya adalah berjudi, membunuh, memperkosa dan mencuri.

C. Faktor-Faktor Timbunya Tingkah Laku Menyimpang

Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan timbulnya tingkah laku menyimpang, baik yang berasala dari dalam maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan maupun yang berasal dari luar dirinya.

Secara garis besar faktor-faktor penyebab terjadinya tingkah laku menyimpang dapat berasal dari :

· Keadaan individu yang bersangkutan

a. Pontensi kecerdasannya rendah, sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan akademik sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya ia sering frustasi, mengalami konflik batin dan rendah diri.

b. Mempunyai masalah yang tidak terpecahkan.

c. Belajar cara penyesuaian diri yang salah.

d. Pengaruh dari lingkungan.

e. Tidak menemukan figur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

· Dari luar individu yang bersangkutan

· Lingungan keluarga

1. Suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa aman (keluarga broken home)

2. Kontrol dari orang tua yang rendah, yang menyebabkan berkurangnya dispilin dalam kehidupan keluarga.

3. Orang tua yang bersikap otoriter dalam mendidik anak.

4. Tuntutan orang tua terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.

5. Kehadiran dalam keluarga tidak diinginkan, sehingga orang tua tidak menyayanginya.

· Lingkungan Sekolah

1. Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dibanding dengan kemampuan rata-rata anak yang bersangkutan.

2. Longgarnya disiplin sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran peraturan yang ada.

3. Anak-anak sering tidak belajar kerena guru sering tidak masuk, sehingga perilaku anak tidak terkontrol.

4. Pendekatan yang dilakukan guru tidak sesuai dengan perkembangan remaja.

5. Saranan prasarana sekolah yang kurang memadai, akibatnya aktivitas anak jadi terbatas.

· Lingkungan Masyrakat

1. Kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat, dalam membelajarkan anak atau memecah pelanggaran tata tertib sekolah.

2. Media cetak dan media eloktronik yang beredar secara bebas yang sebenarnya belum layak buat remaja, minsalnya berupa gambar porno, buku cerita cabul.

3. Adanya contoh/model di lingkungan masyarakat yang kurang menguntungkan bagi perkembangan remaja, minsalnya main judi, minumaman keras dan pelacuran.

D. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanggulanginya

Penyimpangan perilaku remaja atau siswa tidak hanya merugikan dirinya dan masa depanya, tetapi juga orang lain dan memusnahkan harapan orang tua, sekolah dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan tindakan nyata agar tingkah laku yang menyimpang tersebut dapat diatasi. Usaha tersebut dapat bersifat pencegahan (peventif), pengentasan (carrative), pembetulan (correntice), dan penjagaan atau pemeliharaan (preservative).

  1. Usaha yang dapat dilakukan oleh keluarga

1. Menciptakan hubungan yang harmonis dan terbuka di antara anggota keluarga, anak mereka, lebih kerasan di rumah dari pada keluyuran di luar rumah.

2. Orang tua jangan terlalu menuntut secara berlebihan kepada anak untuk berprestasi atau memaksakan kehendaknya untuk mengambil jurusan/bidang studi tertentu bilamana tidak sesua dengan kemampuan/protensi yang dimiliki anak.

3. Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dialami remaja.

b. Usaha yang dapat dilakukan oleh sekolah

    1. Menegakkan disiplin sekolah.
    2. Membantu masalah yang di alami oleh siswa sebagaimana di ketahui bahwa salah satu sumber terjadinya perilaku menyimpang yaitu siswa menghadapi masalah yang tidak terpecahkan,
    3. Menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana belajar.
    4. Sekolah perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

c. Usaha masyarakat dalam menanggulangi perilaku menyimpang

    1. Secara bersama-sama ikut mengontrol dan menegur bila ada anak yang tidak masuk kelas pada jam pelajaran berlansung, misalnya nongkrong di warung.
    2. Melaporkan kepada pihak sekolah bila mengetahui ada siswa dari sekolah itu melakukan tindakan menyimpang.
    3. Ikut menjaga ketertiban sekolah, dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman untuk terwujudnya proses belajar mengajar yang baik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik dari makalah ini adalah :

1. kenakalan remaja dapat terjadi dari faktor dari dalam diri individu maupun dari luar individu tersebut

2. Remaja akan cenderung melakukan tingkah laku yang menyimpang jika ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan hati nurani mereka.

3. Penyimpangan tersebut dapat terjadi jika anak remaja tersebut tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.

B. Saran

  1. Untuk mengantisipasi remaja agar tidak melakukan kegiatan dan tingkah laku yang menyimpang maka perlu adanya perhatian dari berbagai pihak yang tarkait, seperti orang tua yang sangat berperan penting, guru yang sangat berpengaruh di sekolah dan anggota masyarakat yang paling mendukung.
  2. Bagi remaja, agar tidak terlambat dengan hal-hal negatif yang tentu saja menyimpang, hendaklah mengikuti kegiatan ekstra kurikuler contohnya masuk dalam kegiatan Pramuka, PMR, olahraga dan lain sebagainya.




Selengkapnya...

 

GAMES ONLINE TRAVIAN

Investor

SMART INVESTOR