Kesehatan Terganggu, Mulut Kering dan Bau
Penelitian menunjukkan gigi yang tidak sehat dan kotor pada orang dewasa berhubungan dengan risiko tinggi terserang berbagai penyakit. Demikian juga sebaliknya.
Pada beberapa kasus diabetes dan wanita hamil, risiko terkena sakit gusi ternyata cukup tinggi.
Pada anak-anak, situasinya bisa lebih serius. Ketika anak-anak mengalami sakit gigi dapat menimbulkan efek berantai pada seluruh tubuh, dari mulai susah makan, sulit berbicara, bahkan menyebabkan berbagai masalah di sekolah.
Merujuk data Asosiasi Kesehatan Gigi Amerika Serikat (ADA), sakit gigi menduduki peringkat teratas sebagai penyakit paling umum pada anak-anak, tempat kedua diduduki oleh flu.
Selain sakit yang berkaitan ketidakberesan gigi, kesehatan mulut terkait juga dengan kondisi jaringan di dalamnya. Salah satu yang terkenal adalah mulut kering atau xerostomia, yaitu gangguan karena kelenjar ludah tidak berfungsi sempurna.
Mulut kering kronis dapat menimbulkan efek samping yang serius. Termasuk tidak mampu menikmati rasa makanan, sulit mengunyah, menelan dan berbicara. Dari penampakan luar terlihat bibir pecah-pecah dan bau.
Penyebab mulut kering di antaranya adalah pengobatan. Tercatat lebih dari 400 jenis obat yang dapat menyebabkan kelenjar ludah enggan bersekresi. Jenis obat yang terkenal menyebabkan mulut kering adalah obat darah tinggi dan depresi.
Selain efek samping obat, serangan beberapa jenis penyakit dapat mengganggu kelenjar ludah. Di antaranya yaitu sindrom Sjogren, HIV/AIDS, diabetes dan Parkinson. Demikian pula dengan terapi radiasi penyakit kanker serta kemoterapi yang dapat menyebabkan mulut kering kerontang.
Hal lain yang dapat menyebabkan mulut seret ludah adalah kerusakan syaraf. Bisa juga luka atau cedera pada kepala dan leher yang mengganggu fungsi kelenjar ludah.
Pengobatan mulut kering tergantung dari tingkat keparahan dan penyebabnya. Jika mulut kering karena obat, maka mintalah dokter mengganti dengan jenis obat yang lain.
Cara yang lebih mudah adalah dengan meminum banyak cairan, mengunyah permen karet tanpa gula dan menghindari tembakau. Perlu diingat pula jika mengalami kondisi mulut kering, mutlak harus memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi.
Gangguan lain yang banyak ditemukan pada kesehatan mulut adalah sakit gusi. Menurut survei Institut Kesehatan Mulut dan Gigi di Amerika Serikat (NIDCR), sekitar 80% penduduk Amerika mempunyai masalah dengan gusi.
Persoalan itu dimulai dengan munculnya plak yang memberikan ruang bagi pertumbuhan kuman berkembang biak di mulut. Plak yang tidak dibuang juga menjadi landasan bagi bakteri untuk membentuk tartar.
Jika kondisi ini telah terjadi, maka rajin menyikat gigi saja tidak cukup. Hanya dokter gigi atau perawat kesehatan gigi yang mampu membuang tartar.
Jika tartar tidak disingkirkan maka hanya tinggal menunggu waktu untuk terkena serangan pengakit gusi yang dinamakan gingivitis. Pada kondisi ini, gusi menjadi merah, bengkak dan mudah berdarah.
Jika gingivitis tidak diobati sama sekali dapat mengarah ke periodontitis, kondisi di mana gigi mulai lepas satu persatu.
Dari catatan NIDCR penyakit gusi umumnya lebih banyak ditemukan pada pria dan mereka yang berusia di atas 30 tahun. Penyakit ini akan makin parah jika merokok, wanita yang sedang hamil, memasuki menopause, diabetes, stress dan yang memiliki catatan keluarga dengan penyakit gigi.
Merawat kesehatan mulut dan gigi gigi dimulai dari rumah. Untuk mengusir plak yang merupakan kuman yang hidup pada mulut dan gigi, adalah dengan cara ‘mengganggunya’ sehari dua kali.
Dengan menggunakan dental floss (benang gigi), yang bisa membersihkan kotoran di sela-sela gigi, serta menggosok gigi menggunakan. Gunakan sikat gigi yang membuat kita nyaman, jangan menggosok terlalu keras. Gosok gigi dengan gerakan memutar, depan dan belakang. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk melindungi kesehatan gigi.
Selain rutin membersihkan, hindari makanan kecil manis, sebab bakteri pada plak akan segera mengubah kandungan gula itu menjadi asam. Tingkat keasaman itu cukup mampu merontokkan pelindung gigi, enamel.